LAPORAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DARING SMP FUTUHIYYAH

posted in: Uncategorized | 0

Pandemi Covid-19 memaksa kebijakan social distancing untuk meminimalisir persebaran Covid-19. Kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring.

Perpanjangan masa darurat Covid-19 membuat waktu belajar dari rumah bagi peserta didik semakin bertambah. Konsekuensinya, guru perlu mendesain pembelajaran jarak jauh yang variatif dan tidak membosankan. Guru dapat  memanfaatkan beberapa aplikasi pembelajaran yang tersedia, agar pembelajaran jarak jauh dapat berlangsung secara efektif. Dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran, Google Classroom dan elearning.kapurajaib.com, SMP Futuhiyyah melakukan pembelajaran daring untuk memudahkan guru dalam membagikan materi, memberikan tugas, dan sekaligus melakukan evaluasi terhadap siswa.

Berikut laporan lengkapnya;

JADWAL PELAJARAN JARAK JAUH SMP FUTUHIYYAH https://drive.google.com/file/d/1mfJZy3CFxNrXRUScxlLvZO6fplNuYPCx/view?usp=sharing

ROMBONGAN KELAS SMP FUTUHIYYAH TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Perencanaan Pembelajaran Mapel tapel 2020/2021https://drive.google.com/drive/folders/0BxqYpx-EnKndfkpNeWg1QXEyT0JLMFVsOFVYdF95NFFUSDZJS0ZCYkk0WUpRQTFvYkNmU28?usp=sharing. Media yang digunakan untuk menyampaikan materi, kita memakai file PDF, power point, canva, word dan you tube.

Sedangkan hasil pembelajaran daring yang dimulai sejak tanggal 13 Juli – 8 Agustus 2020 setiap mapelnya bisa dilihat disini. Laporan Kegiatan KBM Onlie https://docs.google.com/spreadsheets/d/1QpbAobU3pBUMVlctl8Mg5FDi_gWrGn5H5pui95irV7s/edit?usp=sharing

Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tingkat keikutsertaan siswa dalam pembelajaran daring masih sangat kurang sekali, kira-kira hanya sekitar 20% dari jumlah siswa keseluruhan 447, jadi yang ikut hanya 89 siswa.

Permasalahan kenapa tidak berhasilnya pembelajaran daring disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah :

Pertama, masih banyak bapak ibu guru yang mempunyai keterbatasan dari sisi akses maupun pemanfaatan handphone , laptop atau komputer yang dimiliki. Bagi bapk ibu guru yang mengetahui teknologi, tentu hal ini tidak menjadi masalah. Sebaliknya, bagi guru yang masih gagap IT, hal ini menjadi masalah. Padahal, pembelajaran online ini memerlukan kreativitas dalam proses pembelajarannya. Kreativitas ini tidak hanya dari sisi pembuatan konten materi yang menarik, tetapi juga kreativitas dalam memanfaatkan kelebihan media daring yang digunakan. Artinya, guru harus cerdas mengkreasi materi pelajaran agar mudah dipahami oleh siswa dengan memanfaatkan media daring yang ada.

Kedua, kemandirian belajar siswa di rumah tidak dapat sepenuhnya dapat terlaksana dengan baik. Kemandirian belajar menjadi tuntutan yang harus dipenuhi dalam pembelajaran daring. Keterbatasan untuk bertatap muka langsung dengan guru, membuat siswa harus mandiri dalam memahami materi dan mengerjakan tugas yang ada. Siswa harus memahami dengan baik materi yang disajikan. Kemudian, menyelesaikan tugas yang diberikan guru termasuk juga melaporkannya. Dalam memahami materi dan mengerjakan tugas tersebut, tentu proses aktivitas belajar siswa tidak semulus dan semudah yang dibayangkan. Ketidakpahaman suatu materi mungkin saja terjadi. Apalagi jika materi yang diberikan, butuh penjelasan yang lebih detail dan mendalam. Atau siswa tidak memahami materi yang disajikan dan harus segera memperoleh penjelasan dari guru. Tentu, pembelajaran daring tidak dapat segera mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karenanya, pendampingan dari orang tua diperlukan dalam proses pembelajaran daring. Meskipun hal ini tidak mudah, karena orangtua siswa juga harus dapat berperan selayaknya seorang guru pengampu materi pelajaran. Jika orang tua dapat berperan dengan baik dalam mendampingi anaknya, permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Namun sebaliknya, jika orangtua juga mempunyai keterbatasan (misalnya, gaptek, latar belakang pendidikan rendah), permasalahan yang muncul akan memberikan masalah yang baru lainnya.

Ketiga, tidak semua siswa mempunyai handphone. HP merupakan alat utama yang digunakan untuk pembelajaran daring. Tetapi, tidak semua siswa mempunyai alat komunikasi ini. Mungkin, bisa saja HP menjadi barang mewah bagi siswa dari kalangan ekonomi tidak mampu. Akibatnya, siswa tidak punya fasilitas pembelajaran daring.

Keempat, pembelajaan daring terkendala dengan signal internet yang tidak stabil dan pulsa (kuota data) yang mahal. Kestabilan signal internet diperlukan agar dalam proses pembelajaran tidak terganggu sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published.